MANDAU Hash House Harriers - Kinabalu Expedition (17 - 24 May 2008)
PENDAHULUAN
Gunung Kinabalu yang berlokasi di P Kalimantan bagian
utara, yang secara administrasi masuk wilayah Negara bagian Sabah Malaysia, adalah
merupakan gunung tertinggi di antara gunung2 yang terletak di antara Himalaya
dan Pegunungan Jayawijaya, dengan ketinggian 4,095.2 meter ( 13,435 kaki). Jadi
sama sekali bukan merupakan gunung tertinggi di Asia Tenggara sebagaimana
disebutkan dalam beberapa publikasi.
Gunung ini dikelilingi oleh Taman Kinabalu yang merupakan
warisan dunia yang pertama di Malaysia yang ditetapkan oleh Unesco pada bulan
Desember 2000 sebagai kawasan biologi yang penting.Taman Kinabalu ini luasnya
adalah 754 kilometer persegi, lebih luas dari pulau Singapore. Taman Kinabalu
ini dapat dicapai dengan kendaraan dalam waktu 2 jam dari
Di halaman kantor Sutera Sanctuary Lodge, HQ Taman Kinabalu di Timpohon
Rombongan pendaki Mandau Hash dengan latar belakang Gn Kinabalu
(Lokasi:
Timpohon gate)
Bagi yang berencana menginap 1 malam sebelum summit
attack, maka perjalanan hari pertama akan berakhir di lokasi dimana terdapat
bangunan2 akomodasi, yaitu Waras Hut, Laban Rata, Panar Laban, atau Gunting
Lagadan Hut. Bangunan2 ini dilengkapi dengan fasilitas air, listrik, restoran, kamar
mandi indoor, heater dan toilet.
Dalam publikasi resmi, disebutkan bahwa ada 2 pilihan
dalam mendaki gunung Kinabalu, yaitu 3 hari 2 malam (paket 3D2N), dan 2 hari 1
malam (paket 2D1N). Namun dari pengamatan di lapangan, ada opsi ketiga yang
bisa dipilih, yaitu pendakian 1 hari, yang berarti pagi hari mulai naik dari
Kinabalu park HQ, terus sampai puncak, dan turun kembali pada hari yang sama ke
Kinabalu park HQ. Opsi ketiga ini dipilih khususnya bagi mereka yang memang
hanya punya waktu 1 hari saja untuk mendaki gn Kinabalu, ataupun bagi mereka
yang tidak kebagian akomodasi dekat puncak gunung. Dalam perjalanan mendaki, kami
sempat berpapasan dengan 3 bule (2 cowok dan 1 cewek) yang sedang dalam
perjalanan menuruni gunung. Dari merekalah kami baru tahu bahwa ada juga yang
sanggup mendaki gunung Kinabalu dan sekaligus menuruninya dalam tempo 1 hari.
Mereka konon melakukan hal tsb terpaksa karena saat mendaftar didapati bahwa
akomodasi di atas sudah penuh.
EPISODE PERSIAPAN
Seusai
sukses mendaki Gn Tambora pada Mei 2007, langsung dicanangkan niat untuk
mendaki gn Kinabalu untuk tahun berikutnya. Maka sebelum Desember 2007 mulailah
dicari informasi tentang pendakian gn Kinabalu, baik dari internet maupun dari
kerabat yang berdomisili di
Dengan
demikian sejauh itu hanya satu info yang bisa kami peroleh yaitu recommended
time untuk kita mendaki. Dengan hanya bermodalkan niat ditambah secuil informasi
tersebut di atas maka terhitung semenjak awal Januari 2008 mulailah rencana
pendakian semakin dimatangkan lewat email, terutama menjaring peminat serta
penentuan tanggal dan bulan pastinya.
BERBURU TIKET PESAWAT
PROMO
Berdasarkan
rekomendasi bahwa yang terbaik untuk mendaki adalah antara bulan April dan Mei,
dan mengingat banyaknya persiapan yang harus dilakukan, terutama tiket pesawat,
reservasi paket pendakian, dan akomodasi2 yang terkait, maka pilihan jatuh ke
bulan Mei 2008 sebagai bulan pendakian. Tercatat yang pertama kali menyatakan
konfirmasinya untuk ikut xpdc Kinabalu ini adalah Syaiful Amri. Kata dia… saya ngikut mas saja…Melalui searching price Air Asia, maka diputuskan
bahwa jadwal keberangkatan kita dari Kuala Lumpur menuju Kinabalu adalah
tanggal 18 Mei 2008 dan Kinabalu – Kuala Lumpur 21 Mei 2008, dg jam2
penerbangan yang masih berlaku harga promo, yaitu: Kuala Lumpur (09:30) – Kinabalu (12:00), AK 5104, dengan
harga tiket MR 109.99; dan Kinabalu (21:15) – Kuala Lumpur (23:45), AK 5121,
dengan harga tiket MR 69.99. Pertama kali hanya 3 orang yang melakukan
pembelian tiket ini, yaitu Turidho, Ningsih, dan Syaiful Amri. Untuk pembelian
tiket ini digunakan kartu kredit Syaiful Amri karena saat itu kartu kredit Turidho
yang ada di tangan sudah expired sementara yang baru belum kunjung tiba. Kemudian
menyusul tambahan pembelian untuk satu orang lagi yaitu Emmi Sukur (istri Syaiful
Anmri), yang juga dibayar dengan kartu kredit sang misuanya. Beberapa hari
kemudian tambahan 2 orang lagi yang melakukan pembelian tiket Air Asia untuk
jadwal tsb diatas, yaitu Win Adiransyah dan istrinya, Yeni. Rupanya mereka tak
mau kalah dalam hal pembayaran, yaitu …… dengan menggunakan kartu kredit Syaiful
Amri juga!!! Sementara itu Refilaisa masih belum bisa memastikan apakah akan ikut, termasuk apakah anaknya akan
ikut serta, meski ada rencana untuk mejenguk adiknya yang ada di
Dengan penentuan
tanggal 19 Mei sebagai hari pendakian, persoalanpun muncul karena pada
saat yang hampir bersamaan acara Sepeda Jelajah Nusantara (SJN) akan digelar di
daerah Makasar, dimana sebagian peminat Kinabalu akan ikut acara SJN ini. Tapi apa boleh buat, jadwal tak lagi bisa
dirobah, sehingga kitapun saling mendoakan semoga XPDC Kinabalu dan acara SJN
sama2 sukses. Untuk SJN sendiri ternyata ada perobahan lokasi, karena alasan
keamanan akibat digelarnya Pilkada di Makasar. Lokasi SJN untuk th 2008
dipindahkan ke Riau, Sumbar, dan Jambi. Beberapa rekan Rumbai hash club otomatis
jadi panitia inti karena ajang SJN digelar di daerah yang merupakan kawasan club
ini. Konflik skedul inilah yang akhirnya menyebabkan beberapa calon peserta
membatalkan keikutsertaannya dalam xpdc Kinabalu ini, seperti Yusrizal, Syaiful,
dan Hervalni. Adalah Yaswier Syarkawi yang juga menunjukkan minatnya ikut xpdc
ini, namun apa boleh buat – pilihan jatuh kepada program keluarganya.
BERBURU PAKET PENDAKIAN
Awal
2008 atas bantuan pak Shirad, kerabat
Setelah
tiket Air Asia sudah di tangan, mulailah ber email ria dengan ketiga travel
agent tsb, dengan menyebutkan rencana kita untuk melakukan pendakian dg paket
1N2D tanggal 19 Mei 2008. Informasi yang didapat menunjukkan bahwa secara
harga, dari ketiga paket ini maka Sutera Sanctuary Lodge lah yang paling
menarik. Namun kemudian jawaban yang tidak menggembirakan kami terima, baik Discovery
tours maupun Sutera Sanctuary Lodges ke-dua2nya menyatakan bahwa untuk tgl 19
Mei sudah full, mereka menyarankan kita untuk merobah tanggalnya. Saat itu
terus terang saja kami tidak mengerti apa yang dimaksud dg full, apakah itu
mengenai pendakiannya sendiri ataukah akomodasinya. Tapi mengingat pernah
terbaca adanya pembatasan jumlah pendaki 100 orang untuk satu hari, maka yang
terpikir saat itu yang dimaksud dg full adalah jumlah pendaki yang sudah di
atas 100 orang untuk pendakian tanggal 19 Mei itu. Saran untuk mengubah tanggal
merupakan suatu hal yang sulit kami lakukan mengingat tiket Air Asia KL –
Kinabalu tanggal 18 Mei sudah di tangan. Sementara itu Wildlife Expedition Sdn
Bhd tidak kunjung memberikan respons. Terus terang kekhawatiran akan tidak bisa
melakukan pendakian sesuai jadwal yang sudah ditentukan menghantui kami,
apalagi informasi dari Sutera Sanctuary Lodge menyebutkan bahwa …we require 6 month in advance booking…… Sementara
itu info dari Wikitravel menyebutkan bahwa akomodasi di Laban Rata dari Sutera
Sanctuary Lodge …fills up very quickly so
advance reservations (3-4 months ahead) are strongly encouraged.
Kami
berdoa dan berdoa semoga nantinya ada kabar baik dari ketiga travel agent tsb.
Akhirnya 11 Februari 2008 kabar baikpun datang dari Sutera Sanctuary Lodge
(SSL), mereka menyatakan..Thank God, I
got an accommodation for you and friends. Akomodasi yang available untuk
kami adalah Gunting Lagadan Hut, Arrival 19 May 2008 dan Departure 20 May 2008.
Mereka langsung reserve akomodasi
untuk 4 orang, dg charge RM 208 / orang. Namun karena saat itu yang sudah
confirm akan naik mendaki hanya 3 orang, yaitu Turidho, Win, dan Syaiful, maka
pada tanggal 12 Februari 2008 kami isi dan fax kan Credit card Authorization
form hanya untuk 3 orang saja, dengan total RM 624. Oleh karena saat itu kartu
kredit Turidho yang baru belum juga datang, maka untuk pembayaran pendakian 3
orang ini lagi2 dipakai kartu kredit Syaiful. Tanggal 23 Februari diperoleh
konfirmasi bahwa reservasi sudah confirmed dg no reservasi 360548, dan receipt
of payment: HQR 231086. Disana disebutkan bahwa package 2D1N Day 1: packed
lunch @ Kinabalu park & dinner @ Laban rata; Day 2: B’fast@ Laban Rata
& Lunch @ Kinabalu park. Biaya RM 208 / orang ini, yang semula kami sangka
sudah termasuk semuanya, ternyata di kemudian hari diketahui bahwa ini adalah
hanya biaya board & lodging saja. RM
208 / orang ini tidak termasuk park fees seperti climbing permit, insurance,
guide dsb.
Karena
administrasi mereka masih mencatat dari kami terdaftar 4 orang (Turidho, Syaiful,
Win, dan Refilaisa), maka dalam konfirmation letter disebutkan kami masih ada
balance RM 208, dimana total yang harus dibayarkan RM 832 sedangkan yang sudah
terbayar RM 624.
Tanggal
23 Februari 2008 Turidho lakukan konfirmasi dg menyebutkan bahwa untuk
sementara ini jumlah dari kami yang akan mendaki adalah hanya 3 orang, yaitu M
Pada awal April, Refilaisa menginformasikan bahwa dia dan
anaknya, Reza, akan ikut. Lewat email tertanggal 1 April 2008,
Seiring dengan perjalanan waktu, Win pun berobah pikiran,
dan menyatakan bahwa kemungkinan besar Yenny nya akan ikut mendaki, minimal
sampai Laban Rata, sehingga perlu tambahan satu akomodasi lagi buatnya. Untuk
tambahan ini kami putuskan untuk GO SHOW saja, dalam artian akan diberitahukan
on site saja saat kedatangan kami nantinya di HQ Kinabalu Park.
Akan halnya Refilaisa, perkembangan terakhir saat itu adalah
bahwa anaknya confirm tidak akan ikut naik. Untunglah pembayaran belum
dilakukan sehingga perobahan2 ini sedikit banyak tidak mencemaskan dari segi
pembayaran mengingat bahwa If
cancellation to reservation is made, NO REFUND will be entertained, NO SHOW NO REFUND.
BERBURU HOTEL
Pada periode persiapan ini, disamping masalah reservasi
pendakian, juga coba dicari info akomodasi2 yang reasonable prices, yang
mencakup akomodasi di KL untuk tanggal 17 Mei, di Kota Kinabalu untuk tanggal
18 Mei, dan di KL untuk tanggal 22 Mei. Setelah coba searching lewat internet,
dengan data peserta 3 pasang suami istri (Turidho & Ningsih, Syaiful &
Emi, Win & Yeni) dan 1 single (Refilaisa) maka pilihan jatuh ke hotel
Tune.com di Kota Kinabalu untuk 18 Mei (booked 4 double room), hotel Tune.com
Kuala Lumpur (booked 3 double rooms dan 1 single room) untuk tanggal 17 Meinya,
dan hotel Herritage Station KL untuk 22 Mei (booked 1 family room kapasitas 6
orang – mengingat rombongan nantinya tinggal 3 keluarga, karena Refilaisa akan
berpisah di Kinabalu guna melanjutkan perjalanannya ke Brunei sebelum kembali
ke KL).
Pada hari keberangkatan dari Duri tangal 17 Mei baru
diketahui bahwa ternyata Refilaisa tidak berangkat sendirian melainkan dengan
istri, Des, dan …Reza anaknya.. wah apa boleh buat, akomodasi sudah dibooked
dengan asumsi Refilaisa pergi sendirian!!!!!!
Ketika confirm Tune hotel Kinabalu untuk akomodasi di
Kinabalu, kamipun memberitahukan lewat email kepada SSL tentang hotel tempat
kami menginap dengan asumsi uang pendaftaran sudah termasuk transportasi ke
Timpohon gate. Ternyata asumsi kita meleset, ada pembayaran tambahan jika kita
hendak memakai shuttle service dari mereka untuk menuju Timpohon gate ini.
Karena ternyata ongkos shuttle service dari SSL ini tergolong mahal, maka kami
putuskan untuk mencari alternative transportasi lain untuk menuju HQ Taman
Kinabalu di Timpohon dari Kota Kinabalu.
Room rate dan
associated cost dari masing2 hotel tsb untuk tanggal2 dibawah ini adalah sbb:
17
Mei 2008 ; Tune Hotel ; 316 jl Tuanku Rahman 50100 Kuala Lumpur
Booking reference 137106593; 137105217; 137104860 (3 double room)
: 82.99+8.00(adm fee)+4.99 (A/C 5hrs) = 109.08 / kamar (include tax)
Booking reference 137103453 (1 single room)
: 67.99+8.00(adm fee)+4.99 (A/C 5hrs) = 91.83 (include tax)
TOTAL RM 419.07
18 Mei 2008 ; Tune Hotel ; 1 Borneo Kota Kinabalu
Booking reference 136944107; 136943717; 136946840; 136945480 (4 double room)
: 30.00+8.00(adm fee)+9.99 (A/C 12hrs) = 53.39 / kamar (include tax)
TOTAL RM 213.56
22 Mei 2008 ; Heritage Station hotel Kuala Lumpur
Confirmation Number 5228014218; Family Room
WorldPay transaction ID 1852719206 (Paid RM 14.70)
: 147.00+14.70(service charge) + 7.35 (Gov tax) = 169.05
Sisa pembayaran = RM 154.35
Peta lokasi hotel Tune Kuala Lumpur
Akomodasi2 yang
sudah OK tersebut di atas adalah untuk hari2 pertama di setiap kota saja,
artinya untuk Kinabalu yang notabene akan lebih dari 1 malam, maka untuk malam2
berikutnya kita akan cari langsung di tempat, siapa tahu ditemukan akomodasi dg
lokasi yang menarik dan ....room rate nya murah!!!! Ini terutama untuk akomodasi di Kota Kinabalu
dimana menurut rencana tim pendukung yang terdiri dari para istri dan Reza,
akan ditinggal dan menunggu kepulangan pendaki di kota Kinabalu. Untuk itu
dirasa perlu dicari akomodasi yang sesuai selera mereka, dan karena itulah
rencananya sesampainya di bandara Kinabalu rombongan akan sewa mobil harian,
yang akan digunakan selain untuk explore kota Kinabalu dan mencari akomodasi
hari kedua tersebut, juga akan dipakai mengantar pendaki dari Kota Kinabalu
menuju HQ Taman Kinabalu di Timpohon.
Peta lokasi hotel Tune Kinabalu
TENTANG T SHIRT XPDC
Masih dalam
tahap persiapan, guna lebih terciptanya kebersamaan dan juga sebagai kenang2an
xpdc ini, team pun sepakat untuk membuat t shirt seragam. Tidak lupa setelah
desain final, Turidhopun menawarkan ke rekan2 RHHH dan rekan2 lainnya, terutama
sesama pendaki Tambora, yang barangkali berminat memiliki t shirt ini, maka
tercatat beberapa rekan ikutan memesan. Dan setelah melalui tahapan finalisasi pengorderan,
dan pencetakan, maka diperoleh kabar bahwa tanggal 10 Mei 2008 t shirt sudah
jadi dan tinggal pengirimannya saja ke Duri. Ternyata hari Selasa 13 Mei 2008 t
shirt baru dikirim ke Jakarta dan dimasukkan ke cargo CPI Halim PK. Agar supaya
t shirt tsb tidak terlambat sampai di Duri, maka Turidho merasa perlu wanti2
dengan rekan2 di travel Jakarta untuk mengirimkan t shirt tsb lewat coplane 15
Mei 2008. Alhamdulillah rekan2 travel Jakarta sangat membantu, sehingga kiriman
t-shirt tsb bisa sampai di Duri hari Kamis 15 Mei 2008, atau 2 hari sebelum
team berangkat ke Malaysia.
HAL2 LAINNYA DAN ITTINERARY
Tidak lupa pada periode persiapan ini Turidho
mengingatkan rekan2 pendaki untuk meminta Telkomsel membuka saluran HP nya
masing2 guna bisa dipakai di luar negeri.
Pada minggu2 terakhir sebelum keberangkatan, Turidhopun mengingatkan tim
untuk masing2 melakukan reservasi CPI regular bus Duri – Dumai pp serta request
bantuan ke LPT untuk transportasi dari Transportation Dumai ke pelabuhan Dumai
pp. Ketika semua sudah membuat bus reservation dan email ke LPT Dumai, barulah
diketahui bahwa Refilaisa akan pergi bersama istri dan seorang anaknya.
Berdasarkan data2 yang sudah ada serta
informasi yang kami baca2 dari berbagai sumber mengenai pendakian Kinabalu,
akhirnya disusunlah itinerary seperti dibawah ini. Perlu dicatat bahwa
itinerary ini hanyalah sebuah rencana
semata. Apakah kenyataannya akan sama dengan rencana? Jawabannya bisa diperoleh
setelah pembaca selesai membaca artikel ini seluruhnya. Kita berencana, Tuhan
lah yang menentukan, itulah
hakekatnya…!!!!
ITINERARY (Hanya rencana,
kenyataannya tidak sama dengan yang direncanakan)
HARI |
TANGGAL |
JAM (WITA) |
KEGIATAN |
Sabtu |
17
Mei |
07:00
WIB |
Berangkat dari Duri ke Dumai dg CPI regular bus. |
|
|
08:30
WIB |
Transfer dari Transportation Dumai ke pelabuhan Dumai |
|
|
11:00 WIB |
Feri Dumai - Malaka |
|
|
|
Tiba di Malaka (2:30 waktu Malaysia) |
|
|
|
Transfer dg taksi ke stasiun bus di |
|
|
|
Malaka – KL dg bus yang ditempuh
selama 2.5 jam |
|
|
|
Check in @ Tune hotel, 316
jalan Tuanku Abdul Rahman KL
|
Ahad |
18
Mei |
09:30 |
KL – |
|
|
17:10 |
KL – |
|
|
12:00 |
Mendarat di Kota Kinabalu (TORP,PARNO,WIN) |
Ahad |
18
Mei |
19:40 |
Mendarat di kota Kinabalu (KB) |
|
|
|
Check in @ Tune hotel,
1 Borneo (ph +60379625888) |
|
|
|
Explore |
Senin |
19
Mei |
AM |
Menuju taman Kinabalu untuk mulai
pendakian lewat gerbang Timpohon (KM 0.5); Reservation no: 360548 |
|
|
08:00 |
Kinabalu Park HQ – Timpohon Gate = 4
km by bus 15’, RM 5 / person |
|
|
30’ |
Sampai shelter Kandis (KM 1) |
|
|
20’
|
Shelter Ubah (KM 1.5) |
|
|
30’
|
Shelter Lowii (KM 2.5) |
|
|
40’ |
Shelter
Mempening (KM 3.5)
|
|
|
30’
|
Layang Layang (KM 4)
|
|
|
45’
|
Shelter Vilosa (KM 5)
|
|
|
45’
|
Shelter Paka (KM 5.5) |
|
|
40’ |
+/- 13:00 Sampai Laban Rata Rest
House (KM 6) -
bermalam disini |
Selasa |
20
Mei |
03:00 |
|
|
|
04:00 |
Sayat Sayat Hut (KM 7), yang
merupakan bangunan akomodasi tertinggi dg elevasi 3,668 meter |
|
|
06:00 |
|
|
|
06:30 |
Start turun (bergegas turun karena
sangat dingin sekali di puncak) |
|
|
08:30 |
Tiba kembali di Laban Rata Rest House |
|
|
14:00 |
Tiba di gerbang Timpohon |
|
|
17:00
/ 18:00 |
Tiba di hotel (?) |
Rabu |
21
Mei |
AM
- Maghrib |
Explore Kinabalu, ke pantai2 (sewa mobil) |
|
|
21:15 |
|
|
|
23:45 |
Mendarat di KL. Transfer by taxi / train ke Central Station dan check in
di Herritage Station Hotel KL |
Kamis |
22
Mei |
AM
- PM |
Explore KL |
|
|
PM |
KL – Malaka by bus Check in hotel Malaka (?) |
Jum’at |
23 Mei |
All day |
Explore Malaka |
Sabtu |
24
Mei |
09:00 |
Malaka – Dumai by Ferry |
|
|
13:00 WIB |
Arrive Dumai |
|
|
14:00 |
Dumai – Duri by CPI regular bus |
|
|
15:30 |
Arrive Duri |
|
|
|
MISSION ACCOMPLISHED, Alhamdulillah.... |
Dibawah ini adalah daftar peserta sebelum final, dimana pada akhirnya istri Refilaisa, Des, dan anaknya, Reza, ikut ke Kinabalu.
PESERTA XPDC KINABALU (bukan final)
No |
True Name |
Hash Handle |
HP |
Istri |
Nama Istri |
1 |
Syaiful Amri |
PARANORMAL |
081365912421 |
Yes |
Emmi |
2 |
Moch.
Turidho |
TORPEDO |
0812-750-2342 |
Yes |
Ningsih EXOCET |
3 |
Win
Adriansyah |
ELEPHANT SHIT |
08127504929 |
Yes |
Yenni |
4 |
Refilaisa |
KB |
0819-761-2939 |
No |
No |
Dengan istri dan anak Refilaisa ikut maka total
anggota xpdc ini menjadi 9 orang.
Untuk sekedar mengingatkan peserta akan apa2 yang harus disiapkan selama periode persiapan ini, maka dengan referensi pendakian2 sebelumnya dan informasi2 yang khusus berkaitan dengan pendakian gn Kinabalu ini, maka disusunlah tips pendakian sbb:
Tips:
1. Mendaki tidak perlu tergesa-gesa. Kita sudah siapkan
waktu yang cukup untuk mencapai semua Pos dan puncak dengan masa istirahat yang
lebih dari cukup. Gunakan waktu
istirahat sebaik-baiknya agar dapat mencapai puncak.
2. Pakaian training parasut lebih dianjurkan.
3. Jangan gunakan minyak gosok yang bermenthol seperti,
sloan, tarason dll tetapi gunakan minyak kayu putih.
4. Akan ada gejala phobia bagi sebagian orang, biasanya ia akan
bertindak aneh, jika ini terjadi hangatkan tubuhnya dengan kain tebal.
5. Angin sangat kencang dan sekali-kali badai, oleh sebab
itu rain coat/wind breaker adalah suatu kewajiban untuk di bawa.
6. Senter mutlak harus dibawa
7. Tetap ikuti jalur pendakian yang resmi. Dan apabila
terpisah, tetap di tempat, bunyikan kode, jangan berteriak, hemat tenaga.
8. Usahakan selalu dalam regu yang utuh
9. Hindarkan minuman yang bersoda.
10. Bawa makanan yang manis: gula merah, coklat, kurma, madu.
11. Sebagai pengganti nasi: krakers, pocari sweat sachet,
nutrisari, mie instant.
12. Istirahat sebanyak mungkin pada malam hari
(makan antimo)
13. Usahakan agar baju dalam ransel tetap kering (bungkus
dengan plastik).
14. Barang yang ringan di susun di bagian bawah ransel dan
titik berat di atas pinggang.
15. Susunan ransel
(mulai dari bawah): Pakaian harian (untuk turun), Pakaian cadangan (Kaos kaki cadangan, Shebo cadangan, Sarung tangan), sweater/jaket, raincoat/mantel,
makanan/snack/obat pribadi.
16. Masing-masing bawa
air persediaan selama perjalanan.
Dan demi keteraturan dan keseimbangan beban tugas antar anggota tim, maka disusunlah kepanitian sebagai berikut:
Ø Koordinator : Turidho
Ø
Guide / Transportasi
/ Akomodasi : Turidho
Ø Bendahara : Ningsih
Ø Perlengkapan
team : Syaiful Amri
Ø Dokumentasi : Win /
Syaiful Amri / Refilaisa
Ø P3K :
Yeni
Ø GPS : Turidho
Ø T-shirt :
Turidho
Di bawah ini daftar peralatan yang dianjurkan dibawa, baik sebagai peralatan individu maupun sebagai peralatan team.
PERALATAN
YANG DIANJURKAN:
Peralatan INDIVIDU |
||
JENIS |
STATUS |
|
1. Sleeping
Bag (optional karena ada akomodasi permanen di Kinabalu) |
|
|
2. Wind
breaker (Rain Coat) |
|
|
3. Ponco
(Mantel) |
|
|
4. Kaos
kaki (4 pasang) |
|
|
5. Sarung
tangan (3 pasang) |
|
|
6. Zebo
+ Senter |
|
|
7. Sepatu
kanvas |
|
|
8. Charger
Handphone |
|
|
9. Pakaian
ganti (terbungkus plastik) |
|
|
10. Coklat/gula merah/kismis/permen |
|
|
11. Madu, susu, teh, kopi (inisiatif sendiri) |
|
|
12. Makanan ringan (Roti lebih dianjurkan) |
|
|
13. Water
canteen/ Aqua 600 ml (4 btl) |
|
|
14. Jungle
survival knife (Chevron ZIA Award) |
|
|
15. Obat-obatan pribadi (mis: Hansaplast, Kayu putih, Panadol,
Oralit, Betadine, Antimo, Vitamin B Complex, EthylChloride, dll.) |
|
|
16. Tissue
WC + Peralatan mandi |
|
|
17. Sepatu
cadangan (terbungkus plastik) |
|
|
18. Pakaian
cadangan |
|
|
19. Lampu Senter / Head Lamp untuk pendakian malam |
|
|
Peralatan
Tim |
||
JENIS |
DIPINJAM DARI/DIBELI |
|
1.
Camera digital |
Masing masing |
|
2. Handy
cam |
Win Adriansyah |
|
3. Note
Book (Buku Catatan) |
|
|
4. Baterei |
Size AA, 2 lusin |
|
EPISODE DURI – KINABALU
Sabtu 17 Mei 2008
Rombongan 9 orang dengan
menaiki CPI regular bus jam 07:00 meninggalkan Duri menuju Dumai. Kira2 1.5 jam
kemudian sampailah di kantor LPT Dumai. Setelah urusan tanda tangan beres, juga
sholat dhuha selesai dilakukan,
rombongan melanjutkan perjalanan dengan 2 mobil menuju ke
Jam 11:30 feri mulai
bergerak meninggalkan Dumai, terlambat ½ jam dari jadwal seharusnya. Dan jam 14:15
(atau jam 15:15 waktu
Selesai urusan cap
passport, rombongan menuju ke stasiun bus
Wajah2 ceria di atas bus Malaka - KL
Turun dekat Maydin di daerah Pudu Raya, dilanjutkan
dengan jalan kaki menuju ke stasiun KTM. Melihat lokasi hotel yang dituju dari peta
yang dibawa Win, maka diputuskan untuk naik kereta dan turun di stasiun Sutan
Ismail, yang merupakan stasiun terdekat ke hotel Tune. Memang ternyata hotel Tune
dekat dg stasiun Sutan Ismail, hanya berjarak kira2 500 meter saja.
Cara hemat menuju Tune hotel.com, ya pakai KTM saja…
Check in di hotel Tune.com
dengan tiga kamar double room 101, 102, dan 103, dan satu kamar single room
207. Usai check in, 10 menit kemudian sesuai kesepakatan, rombongan bertemu di
lobi hotel untuk sama2 cari makan malam di daerah chow kit. Tinggal jalan kaki
sampailah di daerah Chow kit, dan menu tom yam pun menjadi pilihan makan malam.
Malam itu juga tidak lupa pesan
van untuk mengantar rombongan keesokan harinya ke airport. Dengan 6 orang (tanpa Refilaisa dan
keluarganya, karena penerbangan mereka berbeda jam). Dengan van yang ongkosnya RM 150 jatuhnya lebih murah
dibanding shuttle bus yang RM 35 / orang.
Akan halnya Refil dan keluarganya yang
justru berjumlah 3 orang itu, tentu akan merasa sesak karena mereka menempati
single room. Rencana menggeser tempat tidur dan menurunkan kasur sebagaimana
lazimnya jika kita ingin tidur lebih leluasa jika kita di hotel yang ukuran
bednya kecil sedang orangnya banyak, ternyata tidak bisa dilaksanakan di hotel
Tune ini. Hal ini karena ukuran kamarnya hampir seukuran dengan ukuran tempat
tidurnya. Untung Turidho membawa sleeping bag, sehingga malam itu Reza bisa
lelap tidur dengan menggunakan sleeping bag tsb.
Perlu dicatat pula bahwa hotel Tune ini
terbilang hotel unik, karena tamu dihadapkan kepada beberapa opsi, mau pakai
AC, mau pakai handuk hotel, mau pakai sabun dan toiletry lainnya yang
disediakan hotel, silahkan sebutkan saat reservasi. Opsi pemakaian AC nyapun
beragam, bisa 5 jam atau 12 jam. Namun itu semua ada extra costnya, ada
biayanya. Artinya kalau hanya kamar saja sekian, ditambah dg AC sekian, dan
handuk dsb sekian pula tambahannya.
Minggu 18 Mei 2008
Jam 07:00 dengan van menuju LCCT. Kami hanya bayar RM 125 karena ada satu broker
saham yang wong inggris yang akan ke KLIA numpang van kami karena taksi yang
janjinya akan mengantarnya tidak kunjung
datang. Sama2 untung jadinya, karena diapun hanya perlu bayar RM 25, sedang
kami menjadi RM 125 untuk 6 orang.
Setelah lebih dahulu mendrop broker saham tsb di KLIA maka jam 08:30
sampailah kami di LCCT. Langsung urus tiket dan bagasi ke counter Kinabalu.
Jumpa Anto yang datang dengan temannya, Alex. Selesai urusan tiket, kami
sarapan dahulu, dan bye bye dengan Anto , kamipun check in. Nah baru tahu bahwa
ada pisau lipat di dalam ransel yang akan masuk kabin, ini jelas tidak
diperbolehkan. Maka daripada ditinggal di petugas check in, maka segera telpon Anto
untuk kembali menemui kami guna menitipkan pisau tersebut. Untung Anto belum begitu
jauh.
Di LCCT menunggu keberangkatan Air
Tampak Anto dan temannya.
Di ruang check in inilah kami mengetahui bahwa Sophan Sophian telah
meninggal dunia karena kecelakaan sepeda motor ketika mengikuti rally
Kebangkitan Nasional. Berita ini pertama kali dilihat oleh Yeni yang sempat2nya
membaca koran2 yang sedang dipajang di area jualan, meski disana ada tulisan…
DILARANG CURI BACA (tanpa membeli maksudnya)….
Jam 10:48 pesawat take off, terlambat beberapa menit dari jadwalnya konon
karena harus antri untuk take off. Jam 12:00 pesawat mendarat di bandara Kota Kinabalu.
Sesuai rencana, di airport kami mencoba mencari mobil
sewaan. Wah ternyata harganya mahal, berkisar antara RM 350 – RM 450 per hari.
Jauh dari perkiraan, karena referensi kami adalah harga di Langkawi yang hanya
berkisar antara RM 80 – RM 200 saja.
Akhirnya diputuskan langsung menuju ke kota dg menggunakan
bus, ongkosnya hanya 1 ringgit / orang. Nama busnya adalah Bandar Raya, sopirnya orang Bugis yang bernama Sitami.
Pak Sitami ini orangnya gembul, kocak, dan helpful. Dia menawarkan jasa
transportasi jika kita membutuhkan, tinggal telpon HPnya dan dia siap
memberikan bantuannya…!!!
Sesampai di terminal bus KK, dengan berjalan kaki kami mencari restoran.
Di terminal bus KK yang kesannya hanya tempat ngetem bus karena
tanpa bangunan2 sebagaimana layaknya
sebuah terminal.
Latar belakang adalah gedung Mahkamah
Kota Kinabalu.
Sesuai scenario, selagi tunggu pesanan makanan datang, para suami
mendatangi beberapa hotel2 yang ada di sekitar daerah itu untuk akomodasi para
istri di hari kedua di KK. Dapat beberapa alternative hotel, diantaranya adalah
hotel Full Hua yang berlokasi di jl Tugu Kampung Air, dan Winner hotel di jalan
Pasar Baru. Namun pilihan jatuh ke hotel Winner. Saat itu baru janji akan
hubungi jika esok jadi nginap disana. Artinya jika plan sdh matang maka
tinggal confirm saja lewat telpon. Tapi kemudian timbul gagasan untuk mencari
akomodasi bagi para istri di daerah Timpohon gate saja. Maka kemudian dicoba melakukan
reservasi hotel di daerah Timpohon lewat telp Sutera Sanctuary Lodge, dan
alhamdulillah good news. Accomodation available, di the Peak Lodge, yang berupa
bungalow dengan 2 kamar tidur dan living room, ratenya adalah RM 280 / malam. Booking
numbernya adalah 1439. Total 4 orang akan menempati satu unit bungalow ini.
Selesai menyantap makan siang, jalan
kaki menuju halte bus depan Plaza Warisan, dan dengan bus kami menuju hotel Tune yang beralamat di 1
Lagi2 kita jumpa orang bugis sebagai
sopir bus. Konon hampir semua sopir di KK adalah orang bugis. Sopir bus jurusan
wan borneo yang orang bugis itu namanya
Alhamdulillah setelah kita hubungi per
telpon, Pak Baharuddin menyanggupi untuk bisa menyediakan mobil. Dari Sutera
Sanctuary Lodge sebetulnya ada shuttle service untuk transport dari Kota
Kinabalu ke Kinabalu park HQ di Timpohon, namun kami memutuskan mencari
transportasi sendiri karena lewat SSL ternyata kena charge RM 40 / orang sekali
jalan, dan shuttle service ini pun hanya berangkat dari kantor Sutera Harbour
di wisma Sabah dan dari hotel Pacific Sutera Harbour, dan pada jam tertentu
saja yaitu jam 07:00 dari hotel Pacific Sutera dan hotel Magellan, dan jam
07:15 dari Wisma Sabah.
Di Tune hotel Kinabalu ini kami masing2
keluarga menempati satu kamar double, yaitu masing2 di 216, 217, 218, dan 219.
Hotel ini relative masih baru, bau cat masih terasa. Namun sayang Mall terbesar
di KK yang nyambung dengan hotel Tune ini belum siap, konon masih beberapa
bulan lagi baru akan beroperasi.
Karena Mall belum beroperasi, maka sore
itu Ningsih ber-sama2 dengan Yeni dan Win kembali menuju ke KK, lan jalan dan
phing shoping, sementara yang lain istirahat di hotel. Lesson learn dari lan
jalan sore itu, diketahuilah bahwa ternyata bus tujuan one borneo tidak
beroperasi sampai jam 10 malam sebagaimana informasi yang didapat di siang hari
dari Pak Chairuddin. Mungkin sesekali ada tapi yang jelas malam itu Ningsih
bertiga kembali ke hotel dengan taksi. Maka kamipun telpon Refilaisa untuk
memberi petunjuk baru bagaimana menuju hotel dari airport.
Berpose di hotel Tune.com Kinabalu.
Gambar kanan adalah penampakan di salah satu kamar hotel.
Akan halnya Refilaisa, pesawat Air Asia
yang ditumpangi bersama keluarganya delay 1 jam, yang seharusnya take off dari
KL jam 17:40 menjadi 18:40. Sesampai di airport mereka naik taksi ke
Ketika diantar taksi dari bandara
KK ke restoran MUSLIM, Refilaisa sekeluarga merasa diantar ke pinggiran
Di restoran MUSLIM yang pada malam itu pembelinya
cukup banyak, Refil terkesan dengan sikap ingin membantu dari pemiliknya, dia
membantu mencarikan taksi sekaligus
menawarkan harganya. Dia juga memberi info mengenai beberapa
hotel yang berlokasi dekat
Usai urusan kampoeng tengah, Refil
sekeluarga sesuai petunjuk yang kami sampaikan, menuju “wan borneo” naik taksi dengan
ongkos yang juga RM 20. Kawasan dimana Tune hotel ini berada termasuk jauh ke
mana2, merupakan kawasan yang baru mulai dikembangkan sehingga cari restoran juga
sulit, untung Refil datang dengan kloter dua sehingga kita bisa pesan kepadanya
selagi mereka masih di KK untuk membelikan nasi goreng !!!!
Di Tune hotel ini Turidho yang asal
ambil saja kamar 216 ternyata beruntung, karena 216 ternyata sedikit lebih luas
dari ketiga kamar yang lainnya. Yang kurang bernasib baik adalah keluarga Refil
yang menempati kamar 218, karena harus ber panas2, dengan hanya kipas angin
saja, karena A/C nya rusak. Malam itu keadaan Refil sekeluarga makin diperunyam
karena nomor kombinasi kunci kopornya terobah tanpa diketahui nomor barunya.
Alhasil Refilaisa, dengan bertelanjang dada, menghabiskan malamnya berkutat
mencoba berbagai kemungkinan kombinasi nomor untuk membuka kopor yang terkunci
ini. Mana AC ngadat lagi hingga tak ayal keringatpun bercucuran. Alhamdulillah
berkat ketekunannya akhirnya kopor berhasil dibuka. Karena hal itulah maka
Refil kurang istirahat malam itu dan berakibat buruk terhadap keadaan fisiknya
untuk pendakian. Karena sepanjang malam AC tidak bekerja, maka keesokan harinya
Refil complain dan uang AC 12 hrs credit yang RM 10.49 pun dikembalikan.
Hari sudah malam ketika kami kembali
mengkonfirmasi ke Pak Baharuddin mengenai mobil yang harus sudah sampai di
hotel jam 07:00. Ini karena kami diminta sampai ke HQ Taman Kinabalu park di
Timpohon sebelum jam 10:00, dan konon dari hotel Tune ini ke Timpohon memakan
waktu +/- 2 jam. Ketika kami sampaikan bahwa kami berombongan dengan 9 orang,
Pak Baharuddin tampak kaget, karena memang semula kita informasikan hanya akan
ada 5 orang yang butuh transportasi kesana. Diapun berjanji akan cari bus, tapi
tidak yakin karena hari sudah malam dan sopir busnya sudah pulang. Alternative
yang ditawarkan adalah memakai 2 taksi, dengan ongkos RM 140 per taksi. Malam
itu tidak lupa kami juga telpon ke hotel Winner Kota Kinabalu mengabarkan bahwa
kami tidak jadi check in tanggal 19 Mei melainkan tanggal 20 Mei.
Senin 19 Mei 2008
Pagi2
semua sudah berada di lobi, membereskan check out, dan menunggu Pak Baharuddin
dg mobilnya. Sambil menunggu, tak lupa foto2 dengan mengenakan seragam t shirt
xpdc Kinabalu dan back ground hotel Tune. Hati sempat was2 juga karena Pak
Baharuddin tidak kunjung muncul. Turidho memerlukan telpon dia ber kali2, guna
meyakinkan bahwa dia betul2 akan datang. Saat di telpon itu ternyata pak
Baharuddin pagi2 sudah ada di airport mengantar penumpang.
Akhirnya 2 taksi datang dimana salah satu
sopirnya adalah Pak Baharuddin sendiri. Rombonganpun berangkat meninggalkan
Tune hotel menuju Timpohon, dengan mampir terlebih dahulu di salah satu
restoran guna membeli sarapan untuk kami makan sesampai nantinya kami di
Timpohon.
Jam 09:00 sampai di Timpohon. Wah ramai
sekali, banyak orang yang mau mendaki hari itu, bagian registrasi cukup sibuk
mengurusi pendaftaran.
Pertama kali di saat pendaftaran
diberitahukan bahwa yang OK adalah hanya 3 orang, yaitu M Turidho, Syaiful
Amri, dan Win Adriansyah. Wah gawat, Refil nggak jadi naik dong, apalagi Yeni.
Namun setelah petugas pendaftaran menelusuri data2 yang ada, maka akhirnya kami
bisa mendaki dengan paket 2D1N, dengan akomodasi 1 kamar untuk berlima di
Gunting Lagadan, dan dengan 4 tempat tidur. Artinya Win dan Yeni akan share
tempat tidur.
Dari brosur tariff Rate 2008, ternyata
Sutera Sactuary Lodge memang merupakan pengelola tunggal akomodasi2 di atas,
yang mencakup Laban Rata rest house dengan kapasitas 60 beds, Gunting Lagadan
Hut dengan kapasitas juga 60 beds, Waras Hut dengan 8 beds, dan Panar Laban Hut
dengan 8 beds juga.
Semua pendaki dapat 4 kupon makan yaitu
untuk Day 1 Lunch, Day 1 Dinner, Day 2 Breakfast, Day 2 Lunch. Disamping itu
juga setiap pendaki mendapatkan badge yang harus digantung di leher terutama
saat melewati check point, di badge tersebut tercantum nama kita dan no.
Contoh badge yang dibagikan kepada semua pendaki
Setelah urusan pendaftaran dan
pembayaran selesai, dilanjutkan dengan melapor di kantor sebelah untuk
mendapatkan nama guide yang diassign untuk kami. Nama guide kami adalah Rayner
Langgim. Sleeping bag Turidho tidak jadi dibawa mendaki karena berdasarkan
saran dari pihak SSL bahwa sleeping bag tidak diperlukan di atas karena
akomodasi di atas sudah dilengkapi dg selimut. Karena itulah kemudian sleeping
pindah tangan ke Ningsih untuk ikut nginap di Peak Lodge.
Kiri – Berpose sambil menyantap bekal setelah selesai urusan pendaftaran.
Kanan –
pendukung selama menanti di Timpohon.
Usai menyantap bekal sarapan pagi, dan
salam2 dengan tim pendukung yang akan ditinggal di bungalow Peak Lodge, jam
10:05 dengan bus yang RM 6 / orang para pendaki diangkut hingga ke tempat start
pendakian yang kira2 ditempuh sekitar 15 menit. Turun dari bus, pendaki pun melewati
gerbang SELAMAT MENDAKI.
Wajah2 ceria sebelum mulai pendakian.
Dari kiri ke kanan: Syaiful Amri, Yeni, Turidho, Refilaisa, Win.
Dan dengan diawali baca doa bersama
yang dipimpin oleh Turidho maka tercatat jam
10:25 mulailah xpdc gunung Kinabalu
ini dilaksanakan. Trail awal sebagian besar menurun hingga sampai ke air
terjun Carson Fall.
Jam menunjukkan pukul 10:35 ketika kami
melewati air terjun
Jam 10:40 melewati tanda KM 0.5 (1935m).
Jam 10:57 tiba di pondok Kandis
yang merupakan pondok pertama, dg ketinggian 1981.7m.
Setelah 6 menit istirahat di pondok
ini, perjalananpun dilanjutkan hingga sampai ke tanda KM 1.0 (2039m) ketika
jarum jam menunjukkan jam 11:04.
Jam 11:18 tiba di pondok Ubah
(2081.4m). Trail di awal2
pendakian ini menapaki batuan metamorf yang sebagian besar sudah lapuk.
Setelah istirahat di pondok Ubah ini selama 7 menit,
perjalananpun dilanjutkan. Jam 11:32 melewati tanda KM 1.5 (2164m). Melewati
tanda ini trail kemudian menurun. Wah ..bonus..bonus..bonus nich. Tapi lho cuma
sebentar, kemudian trail pun nanjak dan nanjak terus hingga ke puncak!!!
Jam 11:45 melewati tanda KM 2.0 (2252m).
Jam 11:55 tiba di pondok Lowii
(2267.4m). Sampai pondok
Lowii ini rombongan masih utuh bersatu.
Setelah pondok Lowii mulailah rombongan terpecah.
Syaiful Amri, Refilaisa, dan Turidho perlahan tapi pasti mulai meninggalkan
Win, Yeni, dan Rayner.
Perlu dicatat bahwa memang sarana serta infra struktur
sepanjang trail pendakian Kinabalu ini sudah betul2 well managed, dengan house
keeping yang baik sehingga paket pendakian Kinabalu ini amat layak dijual.
Trail terpelihara, untuk tempat2 yang bahaya, yang di sisi2nya ada jurang,
dipasang hand rail. Untuk trail yang curam, dipasang trap / tangga dari kayu yang
senantiasa terawat. Di setiap pondok perhentian, terdapat kran air “untreated
water” yang aman2 saja ditenggak, itulah sebabnya pendaki tidak perlu membawa
banyak bekal air minum hingga ber-botol2. Pantas saja gn Kinabalu ini setiap
hari didaki oleh tidak kurang 100 pendaki, yang berasal dari macam2 negara, ada
yang dari Jepang, China, Austria, Jerman, Australia, dan …Indonesia.
Yang perlu dicatat lagi bahwa sepanjang peak trails,
dari awal pendakian hingga puncak gn Kinabalu, kami masih bisa ber HP ria
karena signal ada terus. Sampai sampai
Seringkali berpapasan dengan pendaki
yang sedang turun.
Yeni sang WONDER WOMAN nampak sudah mulai loyo.
Kalau di trail gn Kerinci ada tikus yang mengais sisa2
makanan pendaki, dan trail gn Tambora ada jelatang yang merobek tangan atau
kaki yang berusaha menyentuhnya serta meninggalkan rasa panas, maka di trail Kinabalu kita jumpai banyak
tupai, terutama di setiap pondok perhentian. Tupai2 ini tahu saja bahwa para
pendaki akan berbagi sebagian bekalnya dengan mereka ketika para pendaki
beristirahat di pondok peristirahatan.
Refilaisa sedang bercumbu dengan seekor tupai.
Di pondok Lowii inilah kami jumpa dengan group 3 orang
Australia yang mendaki gn Kinabalu dalam 1 hari saja, dari Timpohon, Laban
Rata, langsung ke peak, dan kembali turun ke Timpohon.
Jam 12:10 meninggalkan pondok Lowii, tidak berapa jauh
kemudian jumpa dengan cabang jalan yang menuju antenna relai TV / FM. Letak
stasiun ini tertulis 0.8 km dari trail.
Jam 12:22 melewati tanda KM 2.5 (2350m).
Jam 12:38 melewati tanda KM 3.0 (2455m).
Jam 12:55 sampai di pondok Mempening
(KM 3.3). Disinilah
berjumpa porter yang membawa turun sampah dapur dari Laban Rata seberat lebih
dari 100 kg, sampai2 tidak terangkat oleh Refil ketika dia mencoba mengangkatnya.
Jam 13:15 melanjutkan perjalanan, dan jam 13:28
melewati tanda KM 3.5 (2634m). Pada jam2 seginilah penyakit muncul yaitu
ngantuk berat. Hari gene.. mendaki gunung sambil ngantuk.. itulah yang terjadi
se tidak2nya pada
Cape, letih, ….ngantuk!! Para pendaki sejenak melepaskan lelah.
Tampak pendaki lain sedang turun.
Jam 13:57
Di pondok Layang2 ini kami menyantap bekal yang dibawa. Selesai santap
siang,
Jam 14:35 Win, Yeni, dan Rayner sampai di pondok Layang Layang ini. Sebelum
tiba di pondok Layang2 ini, mereka sempat bertemu dengan rombongan orang
malaysia yang terpaksa turun balik karena salah satu anggotanya kakinya
terkilir. Dari anggota rombongan Malaysia ini pula diperoleh informasi bahwa
jika pendaki mengalami kecelakaan, kita bisa minta guide untuk call service
tandu dari Laban Rata, atau bisa juga call helicopter asal mampu membayar RM 60
per menit ¡!!! Ingin tahu itung2an biaya jika tapakso pakai chopper? OK, waktu
tempuh yang dibutuhkan chopper dari
basenya katakanlah 20 menit, pulang balik 40 menit, jadi doku yang harus
disiapkan kira2 adalah = 20 X 2 X RM 60 = RM 2400. Ini baru ongkos transportasi choppernya belum
ongkos penanganan medis dsb, sehingga kalau nangadong hepeng mendingan yang
selamat aja dech.
Pada trail sebelum sampai pondok Layang2 ini, Yeni yang memang seorang
dokter ternyata tidak begitu saja bisa melupakan profesinya. Terbukti saat
menjumpai seorang pendaki yang kram kakinya, dia spontan memberikan pertolongan
medis. Tapi terus terang saja agak diragukan, apakah ini persoalan panggilan
profesi ataukah naluri bisnis. Namun ketika ternyata memang tidak ada imbalan
uang yang diterima olehnya dari aksinya ini (itu se tidak2nya yang konon
terjadi, meski kebenarannya juga diragukan karena kami sama sekali tidak
menyaksikan langsung dengan mata kepala sendiri), maka nampaknya kami harus
percaya bahwa aksinya itu adalah semata karena naluri profesinya belaka.
Entah karena tenaganya tersedot akibat upaya penyembuhan tsb, tapi yang
jelas di pondok Layang2 ini Yeni sempat melontarkan niatnya untuk ditinggalkan
disini saja, karena sudah merasa kepayahan yang sangat. Tapi Rayner mencoba
menguatkan semangat Yeni dengan mengatakan disini akan tidak ada orang malam
ini, dan ..ibu pasti bisa!!!! Dengan
dorongan2 semacam ini alhamdulillah Yeni si WONDER WOMAN bisa menuntaskan
perjalanannya hingga Laban Rata rest house.
Mengingat ritme perjalanan dari awal pendakian hingga pondok Layang2 ini,
maka Reyner menyarankan kepada kami bertiga untuk melanjutkan perjalanan saja
dulu tanpa harus ber-sama2 dengan Win, Yeni dan Reyner. Dengan mempertimbangkan
berbagai hal, serta mendengar saran Reyner tersebut maka Jam 14:55 Turidho yang
dijuluki oleh si wonder woman ini sebagai HANTU GUNUNG, ber-sama2 dengan
Syaiful dan Refilaisa, meninggalkan pondok Layang2 melanjutkan perjalanan ke
Laban Rata.
Begitu meninggalkan Pondok Layang2 ini langsung kami dihadapkan kepada
jalan yang terjal mendaki. Dan tak berapa lama kemudian sampailah kami di titik
pertemuan 2 trails, yang masing2 bermula dari Timpohon dan Mesilau. Bongkahan
bebatuan yang berserakan menutupi dataran yang merupakan titik temu 2 trails
ini.
Pada trail yang terjal seperti ini,
dipasang tali dan tangga kayu.
Yang cukup membantu pendaki
Sepanjang perjalanan terdapat perobahan secara gradual dari jenis batuan
yang tersingkap, dimana makin ke atas batuan yang tersingkap berobah dari jenis
metamorf ke batuan beku granit. Makin ke atas pula, kandungan mineral
mafix pada batuan bekunya makin banyak.
Jam 14:57 melewati tanda KM 4.0
(2745m). Cuaca nampak mulai tidak bersahabat, hujan gerimis mulai turun, di bawah
keadaan inilah pada jam 15:40 kami si tiga sekawan sampai di pondok Villosa.
Saat gerimis mulai mereda, rasa
dinginpun melanda
(lokasi: sekitar Pondok Villosa)
Sebagaimana disebutkan di muka bahwa air cukup
melimpah di gn Kinabalu ini, air ini berasal dari sumber yang ada di atas dan
dialirkan ke bawah melalui pipa ¾ inches. Pipa ini terletak berdampingan dengan
pipa yang membungkus arus listrik dari bawah untuk keperluan di atas.
Setelah menunggu hingga gerimis agak reda,
maka jam 16:02 kami melanjutkan perjalanan meninggalkan pondok Villosa, dan jam 16:25 sampailah di pondok Paka.
Istirahat 10 menit di pondok Paka, jam
16:35 melanjutkan perjalanan. Dua menit kemudian, jam 16:37, tanda KM 5.5
(3137m) dilewati.
Dan ketika jam menunjukkan pukul 17:15, setelah melewati pondok
Waras sampailah kami bertiga di Laban
Rata rest house (3273m). Alhamdulillah satu tahapan terlampaui sudah. Saat
kami tiba, temperature di Laban Rata 11.30 C.
Setiba di rest house Laban Rata,
kamipun lapor ke receptionist, dan alhamdulillah saat itu diberitahu bahwa kami
dapat akomodasi di Laban Rata, tidak di Gunting Lagadan sebagaimana informasi semula
yang kami terima dari bagian pendaftaran di Timpohon. Di Laban Rata ini kami menempati
kamar 03, yang dilengkapi dengan heater, dan 4 tempat tidur yang masing2 ber
tingkat 2 sehingga bisa ditempati maksimal 8 orang. Wah beruntung sekali karena
kalau kami jadi ditempatkan di Gunting Lagadan maka kami harus jalan kaki lagi
dari Laban Rata ini sejauh +/- 150 meter. Bisa dibayangkan bolak balik Gunting Lagadan dan Laban
Rata jika hendak makan. Sampai malam 3 orang room mate lagi yang semestinya
menempati room 3 tidak kunjung datang sehingga kamar yang berkapasitas 8 orang
itu akhirnya malam itu hanya ditempati oleh 5 orang saja.
Room 3 @ Laban Rata rest house.
Tampak heater yang berfungsi sebagai pemanas ruangan.
Letak kamar no 3 ini yang ternyata
persis dekat shared bath room pun terasa sebagai rakhmat yang patut disyukuri karena
tidak perlu jalan jauh untuk mencapai kamar mandi ini. Juga untuk mencek apakah ada kamar mandi yang available, kita
tidak kesulitan karena untuk itu kita cukup jalan beberapa meter saja. Ada 4
ruangan di kamar mandi ini dimana yang 2 adalah khusus untuk mandi, dg shower, air
panas dan dingin. Sedangkan yang 2 lagi adalah toilet dengan kloset duduk. Akan
halnya heater yang ada di kamar tidur, mulai beroperasi jam 08:00PM.
Buffet style..all you can eat.
Sikat terus selagi perut masih mau
terima.
Jam 18:30 Win, Yeni, dan Rayner tiba di rest house Laban Rata,
alhamdulillah. Konon sepanjang perjalanan Yeni yang kepayahan dibantu dari
depan dengan tarikan oleh Reyner dan dari belakang dengan dorongan oleh Win,
istilah Yeni sendiri..persis seperti
mendorong bus way mogok!!!!
Yeni yang sudah kepayahan pun “nyasar” ke kamar mandi cowok. Entah betul
nyasar atau memang sengaja memanfaatkan kesempatan, yang jelas ketika
diingatkan oleh sang misua akan kekeliruan itu, Yeni pun tetap saja merasa
nyaman “melaksanakan hajatnya” di kamar mandi cowok!!!
Setelah semua beres, bersih2 diri, turunlah kami kembali ke tempat makan
dengan tujuan hendak makan malam. Eh tahunya makan malam hanya sampai dengan
jam 10:00 PM saja, padahal saat itu sudah lewat jam 10:00. Ya apa boleh buat,
kamipun rela hanya menikmati soup mie karena hanya inilah yang bisa dipesan
saat itu, inipun dengan “kerelaan” sang koki. Wow..tapi satu orang dapat semangkuk
besar sop mie ini, porsi yang terlalu besar bagi kami semua. Hampir semua dari
kami tidak bisa menghabiskan porsi sop mie ini.
Malam itu juga Turidho kirimkan berita lewat sms kepada NIS, Dump Shit, I
Don’t Know, Basket Case, BJ, JOKER, dan AA perihal keadaan kami saat itu.
Saat melakukan persiapan untuk pendakian ke puncak keesokan harinya, saat
itulah Syaiful baru sadar bahwa lampu senter yang baru dibeli di KL tertinggal
di Timpohon. Untung Turidho membawa extra sehingga amanlah Syaiful.
Selasa 20 Mei 2008
Memang benar untuk bangun pagi sebelum
pendakian ke puncak kita tidak perlu pasang alarm, terbukti bahwa pada pagi itu
kami otomatis terbangun karena mendengar suara2 gaduh orang2 mempersiapkan diri,
apalagi kamar kami dekat dengan shared bath room. Karena kegaduhan2 seperti itu
pula maka jam 02:00 praktis kami terbangun. Mengingat pengalaman2 dalam
pendakian2 gunung sebelumnya dimana sangat sulit sekali menjumpai tempat
melaksanakan “rutinitas pagi” di puncak gunung, padahal kita berada di puncak
biasanya adalah saat2 kita biasanya melaksanakan “rutinitas pagi” tsb, maka
ketika di shared bath room Turidho “memaksakan diri” untuk bisa melaksanakan “ritual pagi”nya. Alhamdulillah
berhasil!!!
Minum2 panas. Siap2 sebelum summit attacks
Usai minum2 panas, dengan diawali doa
bersama, jam 02:45 regu kami bergerak
meninggalkan Laban Rata menuju puncak. Temperature di Laban Rata saat itu 9.20 C. Urutan berjalan kami
susun dari depan ke belakang sbb: Rayner, Win, Turidho, Refil, dan Syaiful.
Rasanya saat itu sama dengan saat kita mengikuti kegiatan pramuka “jurit
malam”, dimana peserta berbaris dan masing2 memegang senter.
Trail dari awal sudah menanjak, dan
melewati bebatuan yang di beberapa tempat basah karena aliran air. Kira2 150
meter sampailah kami ke pelataran Gunting Lagadan hut, tempat akomodasi dimana semula
kami akan ditempatkan. Kamipun kembali bersyukur bisa dipindahkan ke Laban
Rata. Seperti biasanya, meski dari awal sudah disusun rapi barisannya, tapi
karena dalam perjalanan ada saja yang memerlukan istirahat sedang yang lainnya
menginginkan jalan terus maka secara pelan tapi pasti terjadilah saling dahulu
mendahului. Beberapa bagian trail menanjak dengan slope 30 – 60 derajat, untuk
trail yang terjal seperti ini dipasang tangga kayu lengkap dengan hand railnya.
Tangga kayu lengkap dg hand railnya, yang dipasang di trail
yang terjal
Jam 03:50 mulailah jumpa dengan tali,
dan Rayner pun berucap there will be rope all the way to peak!! Ya, itu karena
trail sebagian besar dengan kemiringan yang curam dan melewati bebatuan
sehingga adanya tali ini mempermudah pendaki menapaki trail. Juga sekaligus
sebagai petunjuk arah karena trail di atas batu2 tidak akan meninggalkan jejak
yang membantu pendaki mengikuti trail yang benar.
Jam 04:10 melewati tanda KM 7.
Jam 04:15 sampailah di check point terakhir di Sayat Sayat
hut. Di check point ini
bagde diperiksa dan nama kita di check mark di daftar nama pendaki. Sungguh
praktek administrasi yang patut dicontoh, untuk memudahkan mentrack apakah
pendaki selamat sampai turun kembali.
Jam 05:10 melewati tanda KM 8.0 (3929m). Seperti biasanya, saat itu kejenuhan dan kelelahan pun
menerpa. Apalagi selalu terlihat lampu2 sorot rombongan pendaki terdepan, yang
nampak jauh sekali.
Ketika jarum jam menunjukkan pukul
05:50
Ada 2 papan besi tertancap di puncak gunung ini, yang pertama adalah papan
bertuliskan
TAMAN KINABALU LOW’S PEAK
4095.2
M
Papan besi yang kedua bertuliskan kalimat yang agak panjang, dengan bahasa
yang sama sekali tidak bisa dimengerti, yaitu:
ID KAHANDAMAN DI
GUNTING
BIN LAGADA
HUGUAN MANA – NAN VO
10
NULUHON KINABALU
1888
– 1966
Saat Turidho ber-foto2 di puncak
ini, orang2 surprise melihat t shirt yang dikenakan Turidho saat itu, yang
bertuliskan Mt Kinabalu 4095 m lengkap dengan tanggal hari itu, 20 May 2008. Ya
tanggal hari itu ¡!!! Wow.. today tshirt.. demikian komentar mereka. Wah koq
nggak terpikir untuk membuat persediaan banyak dan dijual disini, tentu banyak
yang akan beli. Pikiran bisnis yang muncul terlambat….
Pemandangan sekeliling dari puncak
ini sungguh keren, dan itulah yang ditulis oleh Win dalam emailnya ke anggota
RH3. Yaswier BASKET CASE Syarkawi pun dalam emailnya tertanggal 3 Juni 2008
menulis ..sampai ngeces aja.. me-lihat foto2 kami. Katanya nyesal ndak ikut.
Kiri – Win beraksi dg kamera dan talinya…
Kanan – subhanallah.. pemandangan di atas memang elok nian.
Tri Joko JOKER Waskito pun, setelah
melihat foto2 tsb, berkomentar dalam emailnya tertanggal 3 Juni 2008 juga, …. Wuah, keren abis .... macam naik ke puncak
Everest yang di Discovery .....Loh, ternyata ada 5 orang, to ??? Ibu siapa yang
ikut naik ??? Saluuute. Omong2 Kinabalu, apa kawahnya masih aktive, ya ?? Jadi
ngeces juga macam BC, cuman apa masih kuwat nanjak kesana ?? Perlu latihan
setahun, nih ..... wong jantung dan segala onderdil sudah pada reyot … (email
3 Juni 2008).
Menjawab pertanyaan JOKER perihal
kawah Kinabalu, perlu kiranya disampaikan penjelasan lebih dahulu mengenai
geologi gn Kinabalu ini.
Gunung Kinabalu terbentuk dari
intrusi granodiorit. Di bagian tengah dari intrusi ini batuannya adalah
hornblende adamellite yang diselimuti disekelilingnya oleh adamellite porphyry.
Beberapa sattelite stock terdapat di bagian timur dan timur laut inti intrusinya (pluton) yang menembus batuan
sekitarnya yang merupakan Formasi Crocker dan Trusmadi, dan sedikit opiolit.
Jacobus dalam laporannya th 1970 menyebutkan bahwa berdasarkan pengukuran
radiometrik, batu granit disini umurnya 12 – 10 juta tahun (Miosen Atas). Sedangkan
Swagger dalam studi terbarunya, menyebutkan
bahwa berdasarkan K-Ar dan pengukuran fission track nya, granodiorit gn
Kinabalu diintrusikan pada jaman Miosen Tengah (10 – 13.7 juta tahun).
Sesungguhnya asal muasal intrusi gn Kinabalu dengan batuan stocks yang
merupakan asosiasinya sampai saat ini masih teka teki. Adanya magnetic
menandakan granitnya adalah tipe 1, dan menunjukkan sesuatu yang berhubungan
dengan arc, tetapi tidak adanya volcanics arc (busur volkanis) di daerah
ini menyimpulkan hal yang berlawanan dengan itu. Menurut Hutchison (1989)
granit Kinabalu merupakan hasil dari underthrusting
lapisan kelompok batuan Rajang yang pembentukan magmanya berkaitan dengan
panas yang timbul di zona thrust.
Penelitian terbaru yang dilakukan Swager dkk menyimpulkan bahwa intrusi
Kinabalu adalah berhubungan dengan aktifitas penunjaman paparan Dangerous
Ground di Laut China Selatan di jaman Oligosen. Hipotesa yang lain tentang
pembentukan gn Kinabalu ini dikemukakan oleh Chakraborty th 1990. Tektonik yang
terjadi pada jaman Mesozoikum Awal di semenanjung Malaysia melibatkan tektonik
strike – slip, crustal extention dan penipisan mantle plume yang tersusun dari
material samudra, dan menciptakan panas lokal yang cukup untuk melelehkan kerak
yang tipis.
OK, kesimpulan dari penjelasan yang
ngegeologi sekali itu, dan yang potentially malah membuat pusing ...
bingung..?? terlalu ilmiah..?? adalah bahwa pembentukan Gn Kinabalu yang
Turidho yakini adalah alternatif yang dikemukakan mas Chakraboty di atas, yaitu
akibat penunjaman lempeng. Yang
menyebabkan ada bagian yang men-cotot!!!
Dan itulah gn Kinabalu. Dan itulah kenapa tidak ada bau belerangnya, dan itulah
kenapa tidak dijumpai lobang kawahnya, dan itulah kenapa tidak ada sedikitpun
gejala ngeces..ces..ces.. Semoga dengan penjelasan ini JOKER still alive...Eh,
karena itu pula Turidho tidak menyebut Kinabalu itu sebagai gunung dalam artian
umum. Dan ketika Turidho menyatakan hal itu dihadapan Syaiful, diapun spontan
protes. Eh bagaimana ini, wong jelas2
dalam publikasi resmi disebutkan gunung Kinabalu, kok sekarang dikatakan bukan
gunung..???
Kembali
ke cerita ekspedisi. Setelah puas foto2, dan menunggu rekan2 lain tapi tak
kunjung tiba, maka jam 06:04
Wrrr
dinginnya kaki ini saat
Selesai
sholat subuh,
Khusyu’ melaksanakan
kewajiban sholat subuh,
dzikrullah di puncak
ciptaanNya.
Jam 06:35 kami berdua
mulai bergerak menuruni puncak.
Total 45 menit berada di daerah puncak.
Jam 06:40 berpapasan
dengan Win dan Rayner
yang sedang berjuang menuntaskan perjalanannya ke puncak.
Wajah bahagia Win yang
berhasil menginjakkan kakinya di puncak Gn Kinabalu
Jam 06:42 berpapasan
dengan Refilaisa
yang juga sedang berusaha mewujudkan niatnya menjejakkan kakinya di puncak gn
Kinabalu. Konon sebelumnya, yaitu sekitar jam 06:00, KB melaksanakan sholat
subuh, juga dengan tanpa membuka sepatu. Refilaisa yang memang kondisinya
sedang tidak fit saat pendakian ini, tidak bisa menyembunyikan kepayahannya.
Kenampakan inilah yang menyebabkan guide Rayner sempat menyarankan
supaya Refilaisa tidak melanjutkan pendakian, dengan membujuk bahwa sampai
disini juga sudah dapat “sertipikat” . Ini diucapkannya dalam bhs
Akhirnya….!!!! Wajah
penuh kepuasan Refilaisa di puncak Gn Kinabalu
Hari mulai terang, keindahan
gunungpun makin terlihat. Sepanjang perjalanan turun kami ber foto2. Batu yang
kami injak saat mendaki kini terlihat jelas. Nampak batuannya masih dominan
batuan beku tapi dengan mineral mafix
yang banyak. Ada juga batuan metasedimen dengan fosil yang abundant.
Kiri –
Kanan –
Jam
07:23 sampailah
Setelah
cukup istirahat di Sayat Sayat hut ini,
Enjoy bermain tali. Untuk
trail yang dekat puncak, keberadaan tali mempunyai
2 fungsi, yaitu
membantu pendaki melewati trail yang terjal, dan sekaligus sebagai petunjuk
jalan.
Setelah
minum2 dahulu di ruang makan, kamipun ke atas untuk meletakkan ransel yang
berisi peralatan pendakian, jumpa Yeni yang masih “acak2an” tergolek di tempat
tidur. Sang Wonder Woman pun mengucap selamat pada kami yang telah berhasil
mencapai puncak. Namun tidak bisa ditutupi kecemasannya ketika mengetahui sang
misua tidak tiba sama2. Apalagi setelah menit berlalu, jampun berganti, yang
dinanti tak kunjung muncul, Turidho atau Syaiful yang mosak masuk kamar pun
dikira yang dinanti tiba, tak ayal penantian pun jadi terasa panjang baginya.
Yang hampir pasti, di hatinya saat itu tidak ada rasa cemburu, yang ada hanya
cemas..mas..mas..mas…!!! Bagaimana mau cemburu wong dia tahu persis di atas
sana tidak ada mall, café, atau …panti pijat!!! Yeni cemas, Syaifulpun gelisah.
Bagaimana tidak gelisah, karena waktu berjalan terus, sedangkan rencana kita
akan meninggalkan Laban Rata jam 10:00 agar supaya sampai di Timpohon sekitar
jam 14:00 seperti yang telah diberitakan kepada support team yang menunggu di
Timpohon, nampaknya tidak bisa direalisasikan. Mana check out time di Laban Rata ini pula adalah jam
10:00. Akan halnya support team, mereka juga harus check out
Syaiful
Paranormal adalah orang yang senantiasa berkomunikasi dengan support group ini
karena dia pakai kartu malaisia dan di sebelah
Bukan
bermaksud menjiplak kalimat dalam undangan2, maka tanpa mengurangi rasa hormat,
...lho!! sementara Yeni cemas2 harap, Turidho tetap saja beraktifitas
sebagaimana yang dikehendaki, yaitu menyempatkan mandi…eunakk teunan.. air
panas rek!!! Dan usai mandi terus sarapan.
Juga tak lupa sms rekan2 hasher bahwa kami telah sukses sampai puncak.
Kekhawatiran
saat itu adalah kondisi Win dan Refil yang sedang tidak fit. Ketidak fitan
mereka mulai terdeteksi pada malam sebelum pendakian. Refil merasa
tidak sehat, kepala pusing, dan tidak bisa tidur. Ditambah dengan kurang tidur
saat di hotel Tune Kinabalu akibat kepanasan karena ngadatnya AC, maka
kondisinya memang tidak fit untuk melakukan pendakian. Demikian juga dengan Win
yang juga merasa tidak sehat, malam2 minta tolong digosok. Di kegelapan
ruangan, sayup2 Turidho yang saat itu belum terlelap, mendengar suara
Win...bang..bang..tolong dong digosokin. Nggak salah nich, kok Yeni dipanggil
bang.?? Ataukah memang ada abang abang yang tukang gosok??? Nggak puaskah dia
dengan Yeni, lalu berpaling ke abang abang..??? Wah biarin dah, yang terjadi
terjadilah, pokoknya saya harus tidur.dur..dur..Dan turidhopun tertidur.
Ketika jarum jam menunjukkan pukul 10:35,
Win dan Refil serta Rayner menampakkan batang hidungnya di Laban Rata.... Alhamdulillah.
Yeni pun, meski tidak dibawakan bunga eidelweis, langsung ber bunga2
menyongsong sang misua. Kecemasanpun sirna, berganti dengan keceriaan.
Langsung “..gimana bang?.. mau ganti baju bang?.. handuk bang?..”
Kami diingatkan Refil bahwa kali
ini merupakan prestasi terbaik yang berhasil ditoreh oleh kami sebagai klub,
karena baru pada pendakian gn Kinabalu inilah seluruh pendaki bisa mencapai
puncak...!!! Iyo pulo...!!! Memang pada pendakian2 sebelumnya selalu saja ada
yang gagal sampai puncak.
Syaiful yang ketika itu sedang ada
di bawah mendapat penjelasan dari Rayner langsung perihal kondisi Win dan Refil
yang menyebabkan sampai di Laban Rata sangat terlambat. Raynerpun menyarankan
kepada kami berdua untuk berangkat lebih dahulu meninggalkan Laban Rata. Melihat
kondisi, kata Reyner selanjutnya, diperkirakan menjelang malam hari / gelap
mereka baru akan sampai di Timpohon gate.
Dalam kebimbangan antara keinginan
untuk tetap turun ber-sama2 di satu sisi, dan mengikuti saran Rayner di lain sisi,
maka dengan pertimbangan lain yaitu perlunya menenangkan support team yang
tentunya akan lebih memikirkan nasib kami jikalau kami belum ada satupun yang
nongol secara fisik di hadapan mereka, serta optimis kami bahwa Rayner akan
bisa mengatasi masalahnya jikalau tanpa kamipun, maka Syaiful dan Turidho memutuskan
meninggalkan Laban Rata lebih dahulu.
Akan halnya makan pagi bagi Refil dan Win di Laban Rata ini, karena mereka baru
tiba jam 10:35 sedangkan makan pagi dibuka hanya sampai jam 10:00 maka kembali
mereka harus makan seadanya saja.
Group picture di depan
Laban Rata rest house sebelum bergerak
turun ke Timpohon park
Dengan mengucap bismillah, setelah
berfoto2 lebih dahulu dengan seluruh anggota rombongan di depan Laban Rata
dengan back ground gn Kinabalu, maka jam 11:10
Jam 11:30
sampai di pondok Paka.
Jam 11:42
sampai di pondok Villosa. Seperti yang dibayangkan sebelumnya bahwa kita tidak
akan kesepian karena saat kita turunpun sering kali kita berpapasan dengan
pendaki yang baru naik. Setiap jumpa selalu antara kami berucap hello.. hello..
entah kami lebih dahulu yang mengucapkan itu atau mereka lebih dahulu. Pendeknya
itulah tanda kesetia kawanan antar pendaki. Kami jumpa rombongan bule dengan
anggota total 36 orang dan guide 7 ter-engah2 naik. Untuk memberi semangat pada mereka
Torpedo pun berucap… Well come on, this
is the difficult part, after this, you will find the easier part. .. Dengan
tersenyum salah satu dari mereka menjawab..that’s
actually what we need.. thank you.
Jam
12:12 sampai di pondok Layang Layang. Di pondok ini sempat ngobrol dengan
pendaki wanita yang ditemani seorang lelaki. Mereka berasal dari daerah
Jam 12:40
sampai di pondok Mempenin.
Jam 13:13
sampai di pondok Lowii. Rata2 kami hanya
berhenti sejenak saja di setiap pondok ini. Waktu yang beberapa jenak ini jika
tidak hendak digunakan untuk menenggak bekal minuman, Turidho memerlukannya untuk
menulis sesuatu di catatan “kredit”nya.
Jam 13:40
sampai di pondok Ubah. Dan tercatat 5 menit kami berhenti disini sebelum
melanjutkan perjalanan. Dalam perjalanan
ke pondok2 berikutnya kerap kali Turidho menantang anak2 muda malais yang
akhirnya akrab dengan kami ini, ..can you
arrive at the next stop within 10 minutes?
Tentunya dengan
nada menantang dan siap berkompetisi..!!! For
you 10 minutes, for me 15 minutes OK..???
Jam
14:00 sampailah kami di pondok Kandis.
Dan
setelah melewati air terjun
Tanpa
berhenti di bangku2 yang tersedia dekat start point pendakian ini, Turidho terus
berjalan ke tempat yang diperkirakan ada bus menunggu. Dan ketika ada bus yang
stand bye langsung saja Turidho menaikinya
dan langsung mengambil posisi leyeh2 sembari ….“selonjor”. Saat itu masih
kosong, hanya Turidho sendirian dengan sopir dalam bus tsb. Tak lama Syaiful sampai
juga di lokasi bus tersebut tapi tidak langsung masuk ke bus melainkan sejenak
melemaskan kaki dengan keep moving sembari menghirup udara segar di luar bus.
Tak berapa lama kemudian datang rombongan pendaki lain, dan tak berapa lama
pula bus bergerak menuju HQ Timpohon. Terus terang saja saat itu Turidho menyangka
bus itu khusus untuk menjemput rombongan pendaki yang naik secara berombongan
itu, namun ketika sampai di tujuan, ketika akan turun Turidho sempat tanya
apakah harus bayar, sopir bilang bahwa tidak perlu karena dia sudah melihat
badge tanda pendaki yang dikalungkan di leher, konon itu pertanda kita punya
hak menaiki bus tanpa harus membayar lagi.
Sesampai
di HQ Timpohon gate, kamipun disambut support team. Namun kebahagiaan kami
tidak kami expresikan secara mencolok mengingat ada aura kecemasan di wajah
istri Refil ketika mengetahui Refil tidak ikut dalam rombongan yang baru masuk
ini. Kami mencoba terus membesarkan hatinya dengan mengatakan Refil aman2 saja
kok, insyaAllah keberadaan dia di group terakhir akan membantu kelancaran
pergerakan group itu sendiri.
Kekhawatiran
kami akan rasa bosan yang melanda support team menjadi terbukti manakala kami
ketahui bahwa selama menunggu ber-jam2 mereka semua hanya duduk2 di kursi yang
ada di kantor Timpohon. Bayangkan dari jam 10:00, saat mereka harus check out
dari Peak Lodge, hingga saat kami tiba yaitu jam 15:00, mereka menunggu dengan
fasilitas tunggu yang sama sekali tidak nyaman, kursi dengan alas yang jauh
dari empuk, yang jumlahjnyapun amat terbatas. Disanapun tidak dijumpai surau
yang bisa untuk merebahkan diri, surau yang ada terletak cukup jauh dari kantor
ini, dan karena jauh maka hati enggan untuk kesana. Terima kasih untuk team
support semuanya atas kesetiaannya menanti kami dalam suasana yang sama sekali
tidak nyaman, dan maafkan jika kami membiarkan menderita selama ber-jam2.
Setelah
ganti baju dan celana yang basah karena keringat dalam perjalanan, Turidho mendatangi
kantor guide menanyakan no telpon Rayner untuk bisa kami hubungi guna
menanyakan keberadaan mereka saat itu. Nomor telpon didapat tapi kami coba
hubungi gagal terus. Ya Allah lindungilah mereka, dan jauhkan mereka dari
hambatan dan mara bahaya, dan keluarkanlah mereka dari hutan sebelum hari
gelap……
Turidho
dan Syaiful kemudian mengambil “jatah” makan siang di Bolsom café. Makanan
disini sama seperti di Laban Rata, dihidangkan dengan sistim buffet, dan …all
you can eat!!!
Usai
minum dan makan, kemudian kami sholat jama’ dhuhur dan ashar dengan menggelar
sajadah di ruang kantor yang masih dalam tahap pembangunan yang berada di
sebelah kanan kantor guide. Lalu menanti dan …menanti. Saat penantian itu kami
putuskan untuk membeli sertifikat untuk semua pendaki termasuk Yeni, dalam
perkiraan kami tentu mereka tidak akan nolak jika kita belikan sertifikat tsb. Harga
sertifikat RM 10 (berwarna, bagi yang sampai ke puncak), dan RM 1 (hitam putih,
bagi yang hanya sampai Laban Rata).
Entah
tergerak oleh apa, iseng2 kira2 jam 17:25 Ningsih nelpon HPnya Yeni, eh taunya
ada jawaban bahwa mereka berempat dengan Rayner sudah sampai di check point
terakhir, alhamdulillah. Tidak berapa lama kemudian semua anggota rombongan
bergembira karena semuanya sudah berkumpul, lebih2 istri Refilaisa.
Pendaki dan tim support
berpose di depan kantor Sutra Sanctuary Lodge dg sertifikat pendakian.
Berdiri di tengah
adalah guide Rayner Langgim
Ningsihpun
segera telpon
Setelah
foto2 dan speech ucapan terima kasih kepada Rayner, mobil van pun bergerak menuju
Kira2
2 ½ jam kemudian sampailah di Kota Kinabalu, dan butuh kira2 ¼ jam untuk menemukan
hotel Winner. Nah disinilah Refilaisa baru ngeh bin sadar bahwa ternyata
restoran MUSLIM yang semula disangka berada di pinggiran
Di
hotel Winner kami diterima oleh receptionist Amri, orang yang kita hubungi
selama ini. Setelah melakukan pembayaran kami langsung check in. Win dan
Winner Hotel
Usai
taruh barang di kamar masing2, Ningsih,
Ikan bakarnya masih baru, segar,
tapi sayang tidak diimbangi dengan rasa bumbunya. Rasanya terasa nggak berani!!! Padahal penjualnya adalah
orang bugis yang terkenal sedap2 masakannya. Itu semua konon karena mereka disini harus
menyesuaikan dengan selera orang Sabah yang memang hambar dan.. tidak berani
itu lho!!! Akan halnya Des dan Reza, mereka puas karena jumpa dengan makanan
yang sesuai dengan seleranya, dan penjualnya adalah ..urang awak!!! Dalam
perjalanan pulang ke hotel coba nikmati kelapa muda, penjualnya lagi2 adalah
orang bugis. Kepadanya juga kami korek keterangan tentang cara pergi ke P
Manukan.
Rabu 21 Mei 2008
Pagi2
kirimkan baju kotor ke laundry kiloan yang ongkosnya adalah RM 4.5 / kg jika tanpa
disetrika. Dan sesuai rencana, hari itu kami akan snorkling di P Manukan yang
terletak di kawasan Taman Tunku Abdul Rahman. Sebelum meninggalkan hotel, kami
check out untuk 3 kamar, sedang kamar
Refil
dan Des ikut, sedangkan Reza tinggal di hotel karena masih ngantuk katanya, Dari
hotel jalan kaki, terus..terus..melewati mall, mampir dua bentar di mall ini
beli minuman dsb, lalu nyebrang jalan menuju dermaga. Sesampai di
Di atas boat dalam
perjalanan menuju P Manukan
Perjalanan
sampai ke P Manukan ditempuh selama 15 menit saja. Sesampai di P Manukan, kami
diakuinya sebagai orang Malaisia sehingga cuma bayar fee untuk memasuki pulau
RM 6 / orang. ..nayamul….!!! Opps, P Manukan ternyata dikelola oleh Sutera
Sanctuary Lodge juga !!!!
Kecuali Ningsih,
semuanya kemudian menyewa alat snorkling yang satunya adalah RM 10, dan
langsung menyeburkan diri ke laut. Di bagian pinggir yang dangkal ternyata
lebih banyak ikannya dibanding di bagian yang dalam. Koral tidak banyak disini,
hanya ada beberapa, padahal umumnya di koral inilah yang binatang lautnya lebih
beraneka ragam dengan warna2 ikan yang indah. Namun terus terang saja kalau
bicara mengenai keindahan bawah laut, perairan dekat gili Trawangan di Lombok,
atau dekat P Putri di teluk Jakarta masih tergolong lebih indah, apalagi kalau
dibandingkan dengan Bunaken!!! P Manukan ini paling mungkin bisa disetarakan
dengan P Pangkor yang ada di Negara bagian Perak, tapi rasanya masih kalah
dengan Langkawi di Negara bagian Kedah yang ada ikan hiu jinaknya.
Explore bawah
laut P Manukan menjadi semakin lengkap karena kamera Win adalah dari jenis under water camera, sehingga bisa ambil
gambar dari dalam air. Setelah puas ber snokling ria, lalu santap bekal, dan
bilas, kamipun bergegas menuju dermaga karena waktu sudah mendekati pukul 3.
Saat2 ceria bersnokling ria. Gambar kanan adalah Yeni si Wonder Woman
yang
sedang bernyanyi.. ini jempolku, mana jempolmu..
Singkat
cerita, tibalah kami kembali di kota Kinabalu, dan sholat jama’ dhuhur dan ashar di surau yang ada di jeti. Dan dengan
angkot kamipun kembali ke daerah Pasar Baru KK dimana hotel WINNER berada. Sebelum
tiba di hotel rombongan mampir terlebih dahulu di mall,
Kira2 jam 6PM check out tapi tidak
langsung benar2 meninggalkan hotel karena kami masih menitipkan semua kopor
disana sementara kami semua mencari makan di restoran seberang jalan, yang
memasang meja kursi di alam terbuka dibawah naungan pohon flamboyant. Lokasinya
memang riskan, karena setiap saat harus siap sedia piring nasinya kejatuhan
putik bunga flamboyant yang sudah kering, dan kadang2 …taik burung!!! Menu yang
dipilih ikan bakar, tapi meski ikannya masih segar2 tapi lagi2 tastenya tidak
masuk. Dan karena tidak tersedia kecap manis, kamipun akali dengan menambahkan
gula. Hasilnya, ikan bakarnya jadi terasa!!!! Turidhopun memberikan score 9
karenanya, tapi Win hanya berani memberi score 7.
Usai makan dan ambil barang2 yang
dititipkan di Winner hotel, dengan berjalan kaki kamipun menuju ke terminal
bus. Malam itu adalah malam pembukaan nomor lotere nasional, orang2 berkerumun
di tempat2 penjualan lotere untuk menyaksikan nomor berapa yang keluar hari
itu. Wah ono2 wae wong malaisia ini….
Setiba di terminal bus langsung
naik bus yang memang hanya ada satu2nya, dan ternyata bus dengan sopir pak
Sitami juga. Bus dengan
papan jurusan yang terletak di kaca depan bertuliskan KEPAYAN 17
RUMAH MURAH
Wah
beruntung, karena Pak Sitami inilah maka bus yang seyogyanya akan mengantar
penumpang lain sebelum memasuki bandara 2, malam itu jadi mengantar kami dahulu
ke bandara 2. Kamipun disuruh duduk dekat2 dia, dan diapun ber kali dengan
bangganya menceritakan perihal kami ke penumpang2 lainnya yang ada di sisi
sopir. Katanya…ini lho teman2 dari
Saking
bangganya sesampai di bandara, Pak Sitami menyempatkan diri ikut turun dan
minta berfoto bersama dengan latar belakang busnya, yang saat itu masih banyak
penumpang di dalamnya. Namun penumpang tidak ada yang protes akibat ulah sang
sopir ini, entah kalau di dalam hati. Terima kasih Pak Sitami..terima kasih
sahabat..terima kasih penumpang lainnya, semoga memang semuanya sabar sehingga
Allah swt kelak akan memberi pahala karenanya.
Di depan bus BANDAR RAYA dengan sopir Pak Sitami (kedua dari kiri)
Selesai check in, kami melaksanakan
sholat jama’ maghrib dan isya di surau yang ada di ruangan check ini ini.
Jam
21:10 pesawatpun take off.
Jam
23:15 pesawatpun landing di LCCT
Sebelum
keluar bandara, kami terlebih dahulu membeli tiket shuttle bus menuju station
kereta api KL Central yang RM 8 satu tiket. Di atas pesawat juga dijual tiket
shuttle bus ini, tapi yang harganya RM 9.
Karena
hari sudah tengah malam maka lalu lintas amat sangat lancar, sehingga tidak
berapa lama sampailah di stasiun KA KL Central. Bayangan kami bahwa lokasi hotel
Herritage yang menjadi tujuan kami hari itu adalah dekat KL Central ini ternyata
meleset. Beberapa orang yang di tengah malam masih bersliweran di KL Central
ini, termasuk petugas Security, tidak ada yang bisa menjawab ketika ditanyakan
dimana letak hotel Herritage.
Kamis
22 Mei 2008
Dini hari di stasiun kereta api KL Central.
Untung ada warung Mc Donald yang buka 24 jam, kesanalah kami melangkah, dan
disanalah kami berencana menunggu pagi untuk memulai pencarian hotel Heritage.
Dengan
order ala kadarnya, kami semua mengambil ancang2 untuk istirahat malam sembari
duduk di kursi Mc Donald nan tidak empuk sama sekali. Malam itu bukan kami saja
yang melakukan itu, ada beberapa orang, baik yang sendirian maupun berpasangan,
menghabiskan sisa waktu malam, menunggu saat melanjutkan perjalanan, dengan
duduk2 di Mc Donald tersebut.
Penat
duduk di kursi yang nan tidak empuk sama sekali ini, sekitar jam 02:00 Turidho
jalan2 keluar mencoba menanyakan perihal lokasi hotel Herritage. Tanya Security
stasiun dan juga petugas cleaning service, jawabannya tetap tidak memuaskan. Turidho
keluar bangunan stasiun, menyeberang jalan, dan tanya Security hotel besar yang
ada di dekat stasiun ini – perlu diketahui bahwa tepat didepan stasiun kereta
api ini terdapat 2 hotel besar berbintang yang berdiri saling berdampingan –
maka didapat informasinya bahwa hotel Herritage ada dibalik gedung hotel ini.
Maka berdasarkan informasi ini, Turidho mencoba mengikuti arah yang ditunjuk
Security tsb. Jalan dan jalan, menurun dan menurun, tetap saja tidak
nampak bangunan bertanda hotel Herritage. Dengan tanpa hasil Turidho kembali ke
stasiun dengan melewati jalan lain mengitari hotel berbintang. Untung ada
petugas Security lainnya yang jaga di gate lainnya yang memberi petunjuk,
karena jalan yang ditelusuri Turidho untuk kembali ini ternyata akan mengantar
Turidho ke tempat parkir hotel!!! Ketika jumpa kembali dengan petugas Security
yang tadi memberi petunjuk yang salah, maka dia bawa Turidho ke kantor Security
dimana ada beberapa temannya yang bertugas disana. Dan sami mawon.. tak ada satupun
dari mereka yang tahu. Turidhopun kembali ke warung Mc Donald dan istirahat,
sambil melanjutkan menonton drama pantomim.
Tapi karena rasa penat dan bosan
kembali melanda, sekitar jam 02:30
Teman2 lain ternyata berspekulasi
dengan langsung semuanya meninggalkan Mc Donald dan ramai2 muncul di Herritage
hotel ini, dengan menumpang taksi yang sama. Karena gagal mendapatkan kunci
kamar maka jadilah kembali kami “kleleran” di depan bilik reception. Win memanfaatkan slipping bed
“Sinetron” nyata
bertajuk “kleleran” di ruang receptionist hotel Herritage KL.
Terdengar
kemudian bacaan2 ayat suci alqur’an yang dikumandangkan dari masjid Negara
(State Mosque) yang terletak dekat hotel Herritage, sebagai pertanda waktu
subuh hampir tiba. Turidhopun mengajak Syaiful untuk sholat subuh di mesjid
Negara ini.
Sesampai
di masjid baru terpikir kenapa tidak dari tadi kami istirahat di masjid ini,
Menjelang
jam 07:00 kamipun bergegas meninggalkan masjid menuju hotel. E..e.. teman2
lenyap semua, ternyata mereka sedang di RM
Siang
itu acara ke Bukit Bintang. Win dan Yeni berangkat lebih dahulu, sedang Suyaiful,
Emi,
Menikmati durian di Bukit Bintang KL
Jumpa Anto yang menemui kami di
dekat Maydin dan bersama2nya kami bersantap malam di restaurant dekat hotel
Ancasa. Selesai makan, Ningsih
dan Emi, bersama Anto dengan taksi kembali ke hotel Herritage, sedang
Akan
halnya Anto, setelah tidur2an di hotel dia memutuskan pulang ke apartemennya
karena ada tugas dan kuliah esok harinya. Ningsih dan
Hotel Herritage KL dengan kesan kuno yang kental. Lift kayu (gambar paling
kiri),
ruang makan (gambar tengah), main entrance (gambar paling kanan).
Malam berunding mengenai rencana
esok hari, dan diputuskan tidak jadi menginap satu malam di Malaka melainkan terus pulang ke Dumai
besok lewat Port Klang. Dan karenanya kamipun tidak jadi nginap di rumah Anto,
malam itu juga diinformasikan ke Anto perihal perobahan rencana ini.
Jum’at 23 Mei 2008
Subuh
Turidho kembali sholat berjamaah di masjid Negara. Semuanya kemudian ber-siap2
check out dan menuju Port Klang. Ningsih dan Turidho paling akhir meninggalkan
hotel karena mengurus masalah check out
sekaligus meminta pengembalian deposit, serta ambil jatah breakfast.
Sedang yang lainnya sudah lebih dahulu meninggalkan hotel, dg janji ketemu di
Port Klang.
Selesai
semua urusan baru Ningsih dan
Di atas feri Port Klang - Dumai
Perjalanan
selanjutnya lancar2, dan alhamdulillah sesuai rencana, sesampai di pelabuhan
Dumai dijemput mobil LPT. Dan dengan
terlebih dahulu mampir makan sate di
Di kantor LPT Dumai
dengan senyum merekah, akhir ekspedisi yang bahagia.
Dan
dengan bus regular CPI jam 16:00 rombongan xpdc Kinabalu menuju ke Duri. XPDC
KInabalu 2008 accomplished, alhamdulillah. (torpedo).
Ringkasan Rincian Biaya
yang Berkaitan
dengan Pesawat Udara, Akomodasi, dan Paket Pendakian
Tiket Pesawat:
Kinabalu –
AKOMODASI:
17 Mei 2008
; Tune Hotel ; 316 jl Tuanku Rahman 50100 Kuala Lumpur
3 double room @ RM 109.08 (include tax)
1 single room @ RM 91.83 (include tax)
TOTAL 4 kamar RM 419.07
18 Mei 2008
; Tune Hotel ; 1 Borneo
4 double room @ RM 53.39 (include tax)
TOTAL 4 kamar RM 213.56
19 Mei 2008 (untuk team pendukung):
Peak Lodge, Timpohon HQ
RM 280 untuk 1 unit bungalow dg 2 kamar
tidur
20 Mei 2008; Winner hotel Jl Pasar Baru Kota Kinabalu; 4
kamar (masing2 double beds):
RM 65; RM 95; RM 95; RM 110
22 Mei 2008
; Heritage Station hotel Kuala Lumpur; Family Room (2 queen beds + 1 bed susun)
RM 169.05
PAKET
PENDAKIAN KINABALU (Sutera Sanctuary Lodge)
Climbing permit RM 100 / orang
Insurance RM 7 / orang
Guide RM 74 / group
Akomodasi non heated room RM 208 / orang, sedang dg heated room RM 228 / orang
Catatan:
Untuk Syaiful, Win, dan Turidho = RM 208 X 3 = RM 624 (Resv. no.360548)
Untuk Refilaisa, RM 228 X 1 = RM 228
(pembayaran di tempat)
WAKTU TEMPUH
EFEKTIF
(Tercatat dari Turidho dan Syaiful Amri yang hampir
selalu bersamaan sepanjang perjalanan)
INTERVAL ANTAR PONDOK |
WAKTU TEMPUH (SAAT NAIK) |
INTERVAL ANTAR PONDOK |
WAKTU TEMPUH (SAAT TURUN) |
KANDIS - UBAH |
15’ |
UBAH - KANDIS |
20’ |
UBAH - LOWII |
30’ |
LOWII - UBAH |
27’ |
LOWII – MEMPENING |
45’ |
MEMPENING - LOWII |
33’ |
MEMPENING – LAYANG2 |
42’ |
LAYANG2 - MEMPENING |
28’ |
LAYANG2 - VILLOSA |
45’ |
VILLOSA – LAYANG2 |
30’ |
VILOSA - PAKA |
23’ |
PAKA - VILLOSA |
12’ |
PAKA – LABAN RATA |
40’ |
LABAN RATA - PAKA |
20’ |
LABAN RATA – SAYAT2 |
1:30’ |
SAYAT2 – LABAN RATA |
45’ |
SAYAT2 – LOW’S PEAK |
1:35’ |
LOW’S PEAK – SAYAT2 |
48’ |
CONTOH SERTIFIKAT
PENDAKI
Contoh
sertifikat untuk yang sampai Peak, sedangkan yang sampai Laban Rata rest house
sertifikatnya
tidak berwarna.
Komentar
Posting Komentar